Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang
sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen
penting dalam perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya).
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan
salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan
air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur
dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju
kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Sistem jaringan
drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :
·
Sistem Drainase Mayor
Sistem
drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem
drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major
system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang
berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau
sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode
ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
·
Sistem Drainase Mikro
Sistem
drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan
yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi
jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran
drainasekota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak
terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro
Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a.
Harus dapat diatasi dengan biaya
ekonomis.
b.
Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial
yang berat.
c.
Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d.
Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran
yang ada.
e.
Jaringan drainase harus mudah
pengoperasian dan pemeliharannya
f.
Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang
terdekat.
Macam
saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi :
1. Saluran Air
Tertutup
a. Drainase
Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang
diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di
sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b. Drainase
Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini
mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa
menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
2. Saluran Air
Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a. Saluran
Alam ,meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai
saluran terbuka alamiah.
b. Saluran
Buatan ,seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain.
Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
·
Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai
yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen,
kayu maupu aspal.
·
Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam,
beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk
mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
·
Got miring (chute) : selokan yang curam.
·
Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air
terjadi dalam jangka pendek.
·
Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang
mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.
·
Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup
yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit/gundukan
tanah.
Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase
adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum,
drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas.[2]
Drainase terbagi menjadi:[1]
- drainase utama
- drainase sekuder
- drainase tersier
- drainase laut
1.
"jenis Drainase dan permasalahanya". Diakses pada 7 Mei 2010.
2.
^
Dr. Ir. Suripin, M. Eng (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan.
Andi Yogyakarta.
- Sistem Drainase Sumur Resapan
- Drainase Perkotaan - Analisis Genangan Air pada Saluran Drainase di Jalan
Balap Sepeda
- Kamus Besar Bahasa Indonesia - KBBI Online
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan
saluran
5. reklamasi
6. limbah sampah dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan
pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3. pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungan.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3. pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungan.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
Terima kasih infonya
BalasHapusmksh pengetahuanya.
BalasHapuswih, mantap..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasi ats materiny,pak,,
BalasHapus