TUGAS MAKALAH
STRUKTUR BAJA I
“ JEMBATAN METODE PEMASANGAN PERANCAH “
KONSTRUKSI SIPIL 2C
·
MARIA SEPTIASNI SELLY MARTINS (3.12.12.2.13)
·
M. CHAIRUL FAJAR (3.12.12.2.14)
·
M. ISSAK AL KINDI (3.12.12.2.15)
·
ROSALIA OKTAVIADI (3.12.12.2.18)
·
TOMI YANUARISKA (3.12.12.2.19)
·
YANA ADITYA FINDASTA (3.12.12.2.21)
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah
berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk
Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul "JEMBATAN BAJA METODE PEMASANGAN PERANCAH".
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua
orang tua dan Bapak Setijaka selaku dosen
struktur baja I yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Semarang, 18 September 2013
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang
gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih
rendah, dimana rintangan ini biasanya jalan berupa lain yaitu jalan air atau
jalan lalu lintas biasa (Struyk, 1995). Jembatan memiliki arti penting bagi
setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda tiap orangnya
(Supriyadi, 2000). Menurut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, jembatan bukan hanya
kontruksi yang berfungsi menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat
terhalangnya suatu rintangan, namun jembatan merupakan suatu sistem
transportasi, jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh.
Tipe jembatan mengalami perkembangan
yang sejalan dengan sejarah peradaban manusia, dari tipe yang sederhana sampai
dengan tipe yang kompleks, dengan material yang sederhana sampai dengan
material yang modern. Jenis jembatan yang terus berkembang dan beraneka ragam
mengakibatkan seorang perencana harus tepat memilih jenis jembatan yang sesuai
dengan tempat tertentu.
Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal
yang penting, terutama dalam menentukan jenis jembatan apa yang tepat untuk
dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa yang akan digunakan.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu
tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana
ditetapkan, dapat tercapai.
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Bagaimana metode pelaksanaan yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi
Jembatan.
2.
Bagaimana metode pelaksanaan Jembatan Rangka
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan dalam suatu proyek
konstruksi Jembatan.
2.
Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan pada Jembatan Rangka
Dalam
penyusunan makalah ini, batasan masalah yang digunakan yaitu
hanya
meninjau metode pelaksanaan konstruksi Jembatan pada struktur utama.
2.1 PENGERTIAN JEMBATAN
RANGKA BAJA
Jembatan rangka baja adalah struktur
jembatan yang terdiri dari rangkaian batang batang baja yang dihubungkan satu
dengan yang lain.
Beban
atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan kepada
batang batang baja struktur tersebut, sebagai gaya gaya tekan dan tarik,
melalui titik titik pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya gaya eksentrisitas
yang dapat menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis
netral tiap tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan
pada satu titik saja, untuk menghindari timbulnya momen sekunder.
Dengan
demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada konstruksi rangka
baja yaitu :
- · Mutu
dan dimensi tiap tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul. Batang
batang dalam keadaan tidak rusak/bengkok dan sebagainya. Oleh karena itu
batang batang rangka jembatan harus dijaga selama pengangkutan,
penyimpanan, dan pemasangan.
- · Kekuatan
pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang disambung
(Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
- · Untuk
mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan momen
sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus berpotongan
melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang tepat).
Pelat buhul yang paling ujung, baik
pelat buhul bawah maupun atas, Biasanya panjangnya dilebihi, untuk keperluan
penyambungan dengan linking steel
bila diperlukan.
2.2
MACAM JEMBATAN RANGKA BAJA
Macam jembatan rangka baja
Ada berbagai macam jembatan rangka
baja ditinjau dari negara pembuatnya, yaitu :
- ·
Jembatan rangka Belanda
- ·
Jembatan rangka Australia
- ·
Jembatan rangka inggris
Ada 4 (empat) metode yang dapat
digunakan untuk pekerjaan pemasangan/penyetelan perangkat jembatan rangka baja
yaitu :
1. Pemasangan dengan cara
memakai perancah.
2. Pemasangan dengan cara
cantilever (pemasangan konsol sepotong demi
3. Pemasangan dengan cara
peluncuran.
b.
Bentang lebih dari satu.
4. Kombinasi dari ketiga cara
di atas.
2.4 KRITERIA PEMILIHAN METODE
Dari berbagai cara tersebut perlu
dipilih cara yang paling sesuai dengan
keadaan pekerjaan yang akan dihadapi.
Ada beberapa hal yang
dipertimbangkan pada waktu menentukan cara pemasangan jembatan yang paling
sesuai, yaitu :
1)
Kondisi/sungai ditempat jembatan akan dibangun, misalnya lebar, sempit, dalam,
dangkal, berarus deras, banyak mengandung batu/karang, berpasir dan sebagainya.
2)
Daerah sekitar dan jalan yang menyambung ke jembatan, lurus, rata, miring,
berbelok, berada pada dasar suatu galian atau berada diatas timbunan, tinggi,
rendah, dan sebagainya.
3)
Apakah material, mesin-mesin/peralatan, dan tenaga kerja cukup tersedia di
sekitar lokasi jembatan, atau harus didatangkanndari tempat yang cukup jauh.
4)
Bagaimana cara untuk mencapai lokasi jembatan, baik untuk orang, material
maupun peralatan, melalui darat, sungai atau udara.
5)
Jumlah bentang rangka baja yang akan dipasang.
Metode menggunakan perancah dipilih
bila keadaan sungai sebagai berikut :
- Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancha.
- Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang
perancah yang terlalu tinggi.
- Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap
tiang perancah.
- Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang
perancah.
- Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara
bagi bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.
Pengertian Perancah atau Scaffolding dan Jenisnya Perancah
(scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan
gedung.
Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah
mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah
adalah work platform sementara. Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur
sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi
atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa
atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di
beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai
perancah. Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di
atasnya.
Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya
penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya
perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan
sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan
scaffolding ini adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan
scaffolding.
·
Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh
tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan,
kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers
·
Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali
atau lainnya
·
Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man
Baskets” atau keranjang manusia
Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja
sehingga keselamatan kerja terjamin. Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain,
seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
Perancah
atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila pekerjaan
lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi.
Macam - macam perancah andang:
·
Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat
dipindah pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya
pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih
tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang.
·
Perancah andang bambu dapat
dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini
tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel
terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali.
Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari
3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.
·
Perancah besi sangat praktis dan efisien karena
pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat
disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm
dengan tebal papan 3cm.
Perancah
tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah tiang
bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3
macam:
a.Perancah tiang dari bambu.
Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai
oleh pekerja di lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya
adalah: Bambu mudah didapat, kuat, dan murah. Pemasangan perancah bambu mudah
dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu. Bahan pengikatnya
pakai tali ijuk.
b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.
Sistem
perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang
bambu saja, berbeda dengan perancah
yang ditahan oleh beberapa tiang.
Keuntungannya adalah sbb :
· Tidak terlalu banyak bambu yang
dibutuhkan,
· Cara pemasangannya lebih cepat
daripada perancah bambu,
· Lebih praktis dan menghemat tempat.
· Pemasangan konsol dapat dipindah
dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
· Untuk tiang bambu tidak perlu
dipotong,
c. Perancah tiang besi atau pipa.
Pada perancah tiang dari besi atau
pipa alat penyambungnya memakai
kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu.
Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa
galvanis. Pada perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam
ruangan. Fungsi rodanya adalah untuk
memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang
ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga
penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis.
4.
Perancah Besi tanpa Roda.
Perancah ini terdiri dari komponen-komponen;
Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan
pasak, papan panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup
sandaran, konsol penyambung, penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga,
pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.
Pada perancah menggantung digunakan pada
pekerjaan pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat
beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja
dan pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan
memakai tali atau rantai besi.
Frame
ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun
sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang
pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
Merupakan
perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk
tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 –
10 cm.
8.
Two Point Adjustable Suspension Scaffold
9.
Strip Board One Side Scaffold
10. Auxiliary Fixtures For Pipe
Scaffolding
11.
Bracket One Side Scaffold
Suatu perancah dengan dua baris standar jarak
1.2m
Mempunyai daya dukung sendiri
Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak
1.2m hingga 2.4m
Balok lintang tidak dipasang ke dinding
dari gedung.
Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang
oleh struktur gedung
Independent scaffold memerlukan ties untuk
stabilitas lateral.
Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada
gedung.
Pasangan standards yang dihubungkan dengan
gedung
sejajar horizontal dengan horizontal tubes
called ledgers.
Ledgers berjarak vertikal pada the working
height of 2m.
Bagian dalam dan luar dari standar (tiang)
dihubungkan dengan dengan transoms.
Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan
standar di atas ledgers.
Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm
untuk menyesuaikan panjang papan.
Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan
dengan Ledgers, Transoms and Braces
Biasanya digunakan pada pemasangan plafon
dan pengecatan.
Hand rail and toe boards dipasang di bagian
luar dari perimeter dari scaffold
platform
14.
Access Tower Scaffold
Scaffold yang hanya digunakan untuk access.
Digunakan untuk menimbun material atau
peralatan tidak diperbolehkan.
Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau
berupa modul-modul A-Frames.
Terutama digunakan untuk safe access to
elevated areas.
Access menggunakan tangga atau papan-papan
Aluminium steps setiap level.
Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
Tergantug dari tingginya access tower
umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty.
Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan
dan di setujui penanggung jawab.
Handrail, mid-rails and kick boards harus
dipasang pada setiap level.
Tower harus dikencangkan (secured) dengan
gedung atau structure setiap dua lift.
Tower tidak dapat berdiri sendiri.
Pembebanan peralatan or materials menggunakan
tower ini tidak praktis.
Ladders harus bersandar pada sudut 1-4
lean, not vertical
Ladders harus dikencangkan pada top and
bottom.
Cantilever scaffold ditopangkan atau
disangga pada salah satu ujungnya
Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan
pipa (tubular) dan fittings, tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan
juga.
Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang
sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold.
Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m
apart.
Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding
structure
Ledgers dipasang pada tiang
Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada
tiang.
Panjang pipa (Transoms) 1.5m
Suspended scaffold ditopang dari atas
Tidak ada penyangga dari bawah
Digunakan pada bukaan yang tinggi
Panjang suspended scaffold tidak boleh
lebih dari 6m
Semua suspended tubes perlu selalu
diperiksa safety fittings
Digunakan terutama pada tempat di atas air
dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah
Mobile work platform digunakan pekerjaan
yang pindah dari satu tempat ke tempat lain
Alasnya harus 2 kali lipat tingginya
untuk yang lebih tinggi lebih dari 3 m
Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
Penggunaan ban (berisi angin) tidak
diperkenankan
Caster wheels harus mempunyai manual brake
untuk lock wheels in place.
Biasanya menggunakan concrete floors atau
hard surfaces untuk mempermudah
·
Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake
·
Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan
·
Ladder access dapat ditambahkan
·
Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai
bagian dari scaffold
3.3 URUTAN PELAKSANAAN METODE
PERANCAH
Sistem
Perancah Falsework
Urutan pelaksanaan sistem ini dapat di uraikan sebagai berikut :
Ø Dilakukan
pekerjaan-pekerjaan persiapan seperti yang di lakukan nomer 8
Ø
Pasang
tanda As jembatan pada perletakan jembatan(abutment/pilar).Kemudian berdasarkan
As tersbut tetapkan tanda letak sisi rangka jembatan .
Ø
Pasang
balok -balok ganjal sementara di bawah titik buhul ujung jembatan ,setinggi
kebutuhan,sehingga cukup untuk mengatur
pemasangan struktur perletakan jembatan .Untuk kestabilan usahakan
ganjal jangan terlalu tinggi
Ø Berpedoman
pada As sisi rangka baja,perancah dipasang pada tiap titik buhul yang akan di
dukung .Khusus untuk titik buhul yang memiliki baut vertical ,perancah di geser
sedikit agar proses pemasang baut
vertical tersebut tidak mengalami kesulitan .Bila dasar sungai lunak ,tiang
–tiang perancah perlu di pancang secukupnya agar kuat mendukung beban selama
pemasangan .Bila dasar sungai keras ,dapat diletakkan saja secara merata dan
dilindungi kakinya dengan bronjong batu /tumpukkan batu /beton cor
Ø Elevasi
perancah pada masing-masing titik buhul harus di sesuaikan dngan perencanaan
jembatan ( beda elevasinya ).
Ø Perancah
pendukung titik buhul sisi kiri di hubungkan dengan perancah pendukung sisi
kanan.kemudian tiap baris di hubungkan dengan balok seperlunya untuk jalan
orang dan transpotasi komponen jembatan .
Ø Batang
- batang bawah rangka baja di pasang lebih dulu sepanjang jembatan ,kemudian di
ikuti di ikuti batang-batang yang lain .Transportasi horizontal batang-batang
rangka baja melalui jembatan penghubung perancah ,sedang transpotasi vertical (
pengangkatan) dapat menggunakan alat takal dan Derek ( crane).urutan pemasangan
batang-batangnya dapat di liahat pada contoh seketsa di bawah ini.
Prinsip
urutan pemasangan yang mula pertama seluruh batang bawah (B1 s/d B7),kemudian
batang D1 & D2 ,di lanjutkan D3 & D4 kemudian di hungkan dengan A1 dst.
Pengencangan
baut di laksanakan secara bertahap ( dua tahap ) yaitu :
1. Tahap
I pada saat erection ,pengencangan antara 70% sampai 80% atau sekuat tenaga
manusia.
2. Tahap
II pada saat erection pengencangan baut sudah selesai di lanjutkan sampai
mencapai kekencangan sampai 100% semua baut yang dikencangkan sesuai syarat
kekncangannya di beri tanda dengan cat,untuk memudahkan pemeriksaan bila
terjadi perubahan ( kendor ) beton slab di cor pada saat jembatan di atas
ganjal .
Ø Bila
semua batang telah tersusun dan kekuatan sambungan ( baut ) telah cukup
persyaratan ,serta beton slab telah cukup keras maka kedua ujung di angkat
sedikit dengan jack / dongkrak ,untuk melepas balok ganjal ( baik yang ada di
perletakan maupun ada perancah ).
Ø Setelah
bearing pad di pasang dengan baik maka jembatan di turunkan kembali, di dudukan
di perletakannya dengan menurunkan jack secara pelan-pelan .
Ø Untuk
keperluan pengecoran laintai beton bekisting / formwork dapat di tumpukan pada
batang baja melintang .setabilitas tumpuan bekisting di perkuat dengan
pemasangan baji yang di paku satu dengan yang lain .
Ø Pengecoran
lantai disarankan dimulai dari setengah bentang jembatan , kearah ke dua tepi
perletakan , secara seimbang (bergantian) ,agar timbul gaya- gaya yang
simetris.
Ø Khusus
jembatan rangka baja yang menggunakan rubber bearing (perletakan dari karet)
,pengecoran lantai beton jembatan di lakukan pada saat jembatan masih di
dudukan pada ganjal (perletakan sementara) bila pengecoran lantai beton di
lakukan pada saat jembatan terletak di atas rubber bearing maka akan terjadi
gaya geser yang cukup besar pada rubber bearing ,yang dapat mengakibatkan
pecahnya rubber bearing .
Ø Bila
pengecoran beton lantai di lakukan setelah jembatan di letakan di atas rubber
bearing maka akan terjadi deformasi pada rubber bearing .Beton lantai di cor
dengan posisi rubber bearing bebas ( jembatan di tahan oleh jack/dongkrak ),
setelah pengecoran selesai jembatan di letakkan pada rubber bearing tidak
mengalami deformasi ( masih utuh ).