Sabtu, 21 Juli 2012

Branding Kota Pekalongan World City of Batik

Artikel ditulis oleh: Aan Jindan. “Branding is one of the most powerful ways of promoting product” (Willy Ollins, 1989). Dengan mengacu pada kalimat wally ollins ini, bagaikan suatu produk, branding mempunyai kekuatan untuk mempromosikan suatu kota. Dengan adanya globalisasi maka semakin berkembanglah suatu kota. Setiap tempat akhirnya harus “bersaing” dengan kota lain untuk mendapatkan dan mengumpulkan atensi. Tidak berbeda jauh dengan sesuatu produk atau perusahaan, suatu kota juga ingin menarik masyarakat untuk dapat hidup, berkembang, berinvestasi dan berkarya. 

Dan seiring waktu berjalan dengan baik dan berhasil membuktikan bahwa kota tersebut layak untuk dihuni. Selain itu, tidak hanya “Menarik” masyarakat saja, tetapi “menarik” orang-orang dengan reputasi dan talenta terbaik untuk tinggal di kota tersebut, sehingga bisa terbayangkan bagaimana majunya kota tersebut! Kota Pekalongan menyadari potensi yang ada di kota ini, sehingga wacana untuk membranding kota ini pun mencuat dan hingga puncaknya pada tanggal 1 April 2011 kemarin dalam rangka rangkaian kegiatan Hari Jadi Kota Pekalongan yang ke-105 di launchingkan pula branding Kota Pekalongan dengan tagline Pekalongan world’s city of Batik, Pekalongan Kota Batik Dunia.

Memang sudah sepantasnya Kota Pekalongan mempunyai julukan atau image yang melekat pada dirinya. Seiring globalisasi, suatu kota tidak lagi terisolasi ataupun terpencil dari dunia. Terutama pada kota-kota besar, akan tapak semakin “seragam” antara yang satu dengan yang lainnya. Maka ada beberapa hal yang membuat suatu kota seperti Pekalongan itu memiliki “sebutan image, citra, atau branding” yang ditampilkan darinya. Sejarah kota Pekalongan termasuk juga peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan bangunan dan gedung gedung ciri khas kota, keunikan kota, kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan seni dari kota Pekalongan, dan juga penduduk dan cara berpikir masyarakat yang menempati kota ini.

Sebutan sebuah kota : whats in a name? hampir semua kota-kota di dunia memiliki sebutan yang melekat pada diri mereka masing-masing seperti Jakarta “Enjoy Jakarta”, Bandung “Parijs Van Java”, New York “Big Apple”, Las Vegas “Sin City”, Solo “Spirit of Java” dan Bali “Shanti-Shanti-Shanti”. Apakah sebutan-sebutan ini mengekspresikan karakter, style atau kepribadian kota tersebut? Apakah ada pesan khusus yang disampaikan melalui sebutan-sebutan kota ini? Apakah sebutan-sebutan ini berbeda antara satu dengan yang lain? Apakah seseorang menjadi termotivasi, terispirasi untuk tinggal di kota tersebut atau untuk belajar di kota tersebut? Pekalongan adalah Kota Batik, kemasyuran kota Pekalongan sebagai pusat batik tidak diragukan lagi, kepopuleran batik Pekalongan bahkan sudah mendunia. Slogan kata BATIK dipakai sebagai sesanti kota Pekalongan.

Kota BATIK dimaknai sebagai kota yang Bersih, Aman, Tertib, Indah dan Komunikatif. Pesatnya industri Batik disini, hingga menjadikan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia. Hal ini yang menginspirasi city branding kota Pekalongan : Pekalongan World’s City of Batik. Keuntungan dari city branding yang baik, ialah masyarakat akan dengan cepat ingat akan kota tersebut. Misalnya, sebut saja Kota Pekalongan, maka yang langsung terlintas adalah Kota Batik. Namun, perlu adanya kerjasama yang baik dalam satu kesatuan desain. Bidang-bidang seperti tata kota, jalanan, seni, budaya, pariwisata, promosi, marketing, media yang menyiarkan, perawatan kota, pendidikan, dan sebagainya harus bahu membahu menciptakan kota yang diinginkan oleh masyarakatnya.

Unsur-unsur desain komunikasi visual, sebutan, slogan, icon-icon, gedung, jalanan dan tempat tertentu adalah yang membuat suatu kota diingat, namun lebih dari itu juga, “Jiwa” dari para penduduknya yang terus akan membawa kota tersebut mempunyai tempat di dunia. Kesatuan desain yang baik akan mendukung keberhasilan city branding kota Pekalongan. City branding bukan semata-mata hanya diciptakan saja. Namun sudah menjadi kewajiban dari administrasi kota para pekerja, pelajar, sampai ibu-ibu rumah tangga untuk menciptakan kota dengan suasana yang sama-sama diinginkan. Semangat kebersamaan harus terus ditingkatkan. Kesadaran untuk membuat kota yang Bersih, Nyaman, Tertib dan Indah yang diinginkan bersama harus terlaksana.

Dengan mengacu dari pengertian sebuah organisasi, suatu kota harus mempunyai arah tujuan yang jelas, yang pada akhirnya juga ditujukan supaya pada penduduk kota Pekalongan mempunyai rasa memiliki dan kesadaran yang kuat akan kotanya. Sementara itu “Pekalongan World’s City of Batik” sebagai suatu city branding harus mampu menggabungkan berbagai macam disiplin dan teknik-teknik aplikasi, selain juga dengan diarahkan oleh pemimpin yang baik. Kerjasama harus dilakukan antara pihak-pihak birokrasi kota, perusahaan dan masyarakat, untuk menciptakan solusi-solusi kreatif, metode-metode hubungan nasional dan internasional, diplomasi dan pengambilan keputusan.

Dengan semua bidangintegrated : Birokrasi kota, hukum, promosi, marketing, media, inftastructure, dan maintenance mesti dilaksanakan, akan membuat kota ini berkembang sesuai dengan kekuatannya, jika semua bidang tersebut jalan untuk menuju tujuan identitas masa depan kota Pekalongan yang diinginkan. Strategi branding yang berhasil, akan terlihat pada implementasinya pada kota Pekalongan yaitu ketika masyarakat kota mulai memperlihatkan dan menampilkan citra dan sikap positif. Brand kota Pekalongan tersebut baru akan hidup dan berkembang terus jika penduduknya memahami dan menghayati sifat-sifat dan karakter dari kota Pekalongan itu sendiri. Me-manage city branding yang baik, sangat diperlukan dan dilakukan oleh semua pihak. Tempat, gedung-gedung, sejarah, seni kota Pekalongan tidak akan “hidup” bila tidak “dihidupkan” oleh masyarakat dan supaya nantinya juga dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan pula! (Penulis adalah Ketua Dewan Kesenian Kota Pekalongan. Artikel ini pernah dimuat dalam Harian Radar Pekalongan)

Jumat, 20 Juli 2012

Pekalongan, Kota Batik Yang Sesungguhnya

Jika paris disebut-sebut sebagai Kota Cahaya maka Pekalongan mendapat julukannya sebagai Kota Batik. Ya, Kota Batik itu ya di Pekalongan, bukan Solo ataupun Yogyakarta. Walaupun kedua kota tersebut terkenal akan batiknya tetapi mereka tidak disebut Kota Batik. Tahu ga sih Pekalongan itu dimana? Banyka teman saya yang bertanya “Pekalongan itu dimana sih? Jawa Barat, Tengah atau Timur?” bahkan ada yang mengeluarkan pernyataan “Pekalongan itu Sunda atau Jawa?”. Bagi Anda yang tidak begitu hafal peta Jawa mungkin akan kesusahan untuk melirik lokasinya yang berada di utara Pulau Jawa. Bagi Anda yang biasa mudik melewati jalur Pantura sangat besar kemungkinannya melewati kota ini untuk singgah beristirahat sebentar maupun berbelanja oleh-oleh khasnya yaitu Batik. Pernahkah terbayang kenapa kota tersebut dijuluki kota Batik? Batik sendiri selain sebagai salah satu mata pencaharian pokok warga Pekalongan juga termasuk singkatan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah dan Komunikatif. Batik pun telah mendarah daging bagi warganya, mereka menggunakan batik dalam kehidupan sehar-hari. Jantung kehidupan kota Pekalongan adalah Batik. Industri Batik menggerakkan lebih dari 1000 keluarga untuk bertahan hidup. Industri ini sendiri semacam turun temurun. Jadi jika satu keluarga sudah menjalankan usaha batik maka keturunan lainya pun akan bergerak dalam bidang ini. Sementara orang-orang yang tidak bergerak dalam industri batik dapat membuka usaha lainnya seperti usaha kain, benang, jin, industry rumah tangga dan lain sebagainya. Darah orang-orang Pekalongan sendiri sangat terpancar sebagai Entrepreneur atau pengusaha. Sebagai bisnis yang paling maju, banyak sekali dibukai gerai batik yang biasanya dimiliki satu orang ataupun sebuah keluarga. Ada juga terdapat pasar terbesar dan terlengkap yang menjual serba-serbi batik yang bernama Pasar Grosir Setono. Disini menyediakan batik untuk tidur, ada juga bahan sutra, tas, sandal, kemeja, seprai, blus, rajutan dan apapun itu dapat Anda temukan disini. Harganya sangat terjangkau dan dijual untuk beragam usia serta jenis kelamin. Jika Anda ingin mengetahui sejarah dan cara pembuatan Batik, maka Anda dapat berkunjung ke Museum Batik. Museum ini didirikan pada tahun 1990 dan sempat direnovasi pada tahun 1998 dan sekarang museum ini dibuka untuk umum. Di museum ini terdapat berbagai macam koleksi batik, baik dari batik jaman Belanda sampai batik kontemporer. Jika Anda berkenan untuk belajar membatik maka ada workshop yang dapat Anda ikuti disini. Anda akan diberikan kain kecil untuk membatik dan kain tersebut dapat dibawa pulang sebagai bukti dan kenang-kenangan Anda pernah membatik. Seru kan? Saya sendiri sebagai warga asli Pekalongan sangat berharap pengelolaan museum ini dapat lebih terstruktur dan ditingkatkan lagi sehingga dapat menjadi sebuah ikon wisata bagi kota ini yang menasbihkan dirinya sebagai kota Batik. Pemerintah, bersama dengan Asosiasi Pengusaha Batik, dengan mengadakan Festival Batik setiap tahunnya. Pada festival tersebut, para pengrajin batik memperlihatkan kreasi mereka kepada masyarakat. Berbagai jajanan juga menambah semaraknya acara tersebut. Pada tahun 2007, festival ini diadakan secara internasional dengan bekerjasama dengan berbagai Negara tetangga. Wakil presiden kita waktu itu, Moh. Jusuf Kalla, juga ikut datang untuk meresmikan Kampoeng Batik. Kampoeng Batik adalah sebuah gang berisi keluarga yang biasanya mereka adalah pengrajin batik dan membuat batiknya langsung di rumah atau home industry. Jadi jika Anda berkunjung ke kota Pekalongan, maka Anda juga wajib datang ke kampung ini untuk melihat proses pembuatan batik secara langsung dan membelinya. Selain orang Jawa, disini juga terdapat perbedaan etnis tertentu yang menambah keragaman penduduknya. Bahkan, kota Pekalongan terkenal juga dengan “kota yang banyak Arabnya’. Saya tidak bermaksud menyinggung SARA disini tetapi hanya ingin menjabarkan penduduk kota ini secara antropolgis. Disini juga terdapat etnis China yang membuat Pecinan sendiri bersebelahan dengan wilayah yang ditinggali oleh etnis arab yang biasa disebut dengan Kampung Arab. Tidak pernah ada konflik berupa SARA disini, mereka hidup dengan damai. Para warga keturunan China sendiri biasanya menjual barang-barang elektronik atau toko-toko kecil. Sedangkan etnis Arab menjual makanan dan jajanan khas Timur Tengah seperti cane, samosa, nasi kebuli dan makanan berbahan daging kambing. Sebagian dari mereka juga bergerak di industri batik. 1298530554127083546 Kampung Arab
Apa sih yang ada di Pekalongan selain batik? Banyak kan yang “hanya” tau Pekalongan itu Cuma sekadar “batik thok”. Tapi ada yang lain disini, yaitu wisata kuliner. Sebagai lidah asli wong ndeso, saya masih tetap kangen dengan makanan Pekalongan yang aneh-aneh tapi nikmat luar biasa. Orang Pekalongan bisa dikatakan “doyan makan” atawa bisa diistilahkan dengan “rakus”. Sebagai orang Jawa yang terkenal dengan jargon mangan ora mangan asal kumpul, mereka biasa berkumpul dan bersenda gurau sambil makan! (wuah saya jadi ketauan doyan makan juga dong ni..hehe. ayo yang laen pasti pada ketawa-tawa juga sembari mengaku “iya”). Makanan khas Pekalongan sendiri namanya Sego Megono (Nasi Megono). Makanan ini tentu saja satu-satunya hanya dapat ditemukan di Pekalongan. Jadi jika Anda kesini, Anda harus mencarinya! Makanan ini mudah sekali dicari dan ada di seluruh pelosok Negeri Pekalongan. Kalau bisa saya jabarkan makanan ini sangat tradisional, dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Megononya sendiri dibuat dari nangka muda dengan berbagai macam bumbu. Biasanya Megono dimakan dengan gorengan seperti tempe atau tahu, ayam, ikan dan sambal yang mantap. Makanan ini sangat fleksibel karena Anda dapat menambah berbagai macam lauk lainnya, juga dapat dimakan kapan saja karena dijual dari pagi sampai malam. Tapi saya sarankan untuk menikmatinya pada malam hari, Anda akan lebih mudah menemukannya karena banyak warung lesehan di pinggir jalan. Jadi intinya, Pekalongan itu Megono. Jika dapat diasosiakan lagi orang-orang Pekalongan itu rai Megono atau muka Megono, lha wong makan Megono bisa 3x sehari kok. 12985304361908647973 Nasi Megono
Makanan unik lainnya adalah Soto Pekalongan atau tauto, Pindang Tetel, Garang Asem, dan Sate Kebo. Banyak makanan Pekalongan terbuat dari daging. Jadi jika Anda tidak dapat mengkonsumsi daging, Anda dapat menikmati alternatif makanan lainnya seperti Kluban Bothok. Setiap kota di Indonesia mempunyai sotonya masing-masing dan salah satunya adalah Soto Pekalongan. Bahannya terbuat dari Tauco yang membuat warnanya menjadi hitam dan kemerah-merahan. Garang Asem juga unik karena terbuat dari Kluwak. Garang Asemnya kurang lebih sama seperti Rawon tapi lebih segar. Makanan ini bisa berisi daging atau telur. Pindang Tetel sebenarnya hampir sama dengan Garang Asem, yang membedakannya adalah daging tetelan dan biasanya ditambah dengan krupuk usek warna-warni. Jika Anda ingin merasakan sensasi yang berbeda ketika jalan-jalan di sekitar kota ini, maka Anda harus menggunakan becak. Sama seperti becak-becak lain tetapi lebih besar. Anda bisa menghirup nafas segar sambil melihat-lihat pantai. Ada 2 pantai disini yaitu Pantai Pasir Kencana dan Pantai Slamaran. Pantai digunakan sebagai rekreasi, pacaran bagi yang muda-muda dan makan seafood. Nah, kalau soal bahasa, orang Pekalongan mempunyai logat bahasa Jawa tersendiri yang tidak sama dengan daerah lainnya seperti Tegal, Pemalang, Semarang, Solo, Jogja ataupun Surabaya. Saya suka sebal dibilang medhok. Padahal saya anggap bahasa Pekalongan itu se-sexy bahasa Prancis. Hehe.. Pekalongan sedang berkembang. Masyarakatnya seperti kebanyakan orang Indonesia yang ramah. Pekalongan dapat dikunjungi kapan saja. Anda dapat berbelanja batik asli dari induknya dan menikmati hidangannya yang menggugah selera. Jadi tunggu apalagi? Rencanakan perjalanan anda! Selamat Datang. >Transportasi Dapat ditempuh dengan mobil pribadi, travel ataupun kereta. Sayangnya belum mempunyai fasilitas bandara. >Wisata Pantai Slamaran, Pantai Pasir kencana, Museum Batik, Kampoeng Batik, Gerai Batik, Pasar Grosir Setono Akomodasi Hotel Nirwana, Hotel Hayam Wuruk, Hotel Kartini, Losmen Teratai >Wisata Kuliner Masduki: bertempat di Alun-Alun kota, menyediakan Garang Asem, Megono dan berbagai makanan lainnya Jong Java Café: kafe kecil bergaya oldish, terletak di dekat Kuburan terbesar di Jl. Irian, menyediakan snack dan makanan berat. Yang paling terkenal adalah Nasi Bakar. Sate kebo, Pindang Tetel dan Kluban Bathok : anda dapat menemukannya di bagian selatan kota. Soto Pekalongan : dapat ditemukan dimana saja tapi rekomendasi Soto PPIP dan Soto Dalmuji di daerah krapyak dan di bagian selatan kota ada Soto Ojo Lali.
Sumber : http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/02/24/pekalongan-kota-batik-yang-sesungguhnya/

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . . Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . . Gadis cantik jadi pujaan . . . Jangan bejat . . jangan bodo . .. Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi.

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . . Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . . Gadis cantik jadi pujaan . . . Jangan bejat . . jangan bodo . .. Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik
Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan
Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi. Sumber : http://www.parasantique.com/index.php?content=kotabatik

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . . Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . . Gadis cantik jadi pujaan . . . Jangan bejat . . jangan bodo . .. Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik
Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan
Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi. Sumber : http://www.parasantique.com/index.php?content=kotabatik

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . .
Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . .
Gadis cantik jadi pujaan . . .
Jangan bejat . . jangan bodo . ..

Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik


Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007.

Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif.

Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan.

Untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan

Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi.


Sumber : http://www.parasantique.com/index.php?content=kotabatik

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . . Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . . Gadis cantik jadi pujaan . . . Jangan bejat . . jangan bodo . .. Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik
Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan
Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi. Sumber : http://www.parasantique.com/index.php?content=kotabatik

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . . Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . . Gadis cantik jadi pujaan . . . Jangan bejat . . jangan bodo . .. Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik
Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan
Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi. Sumber : http://www.parasantique.com/index.php?content=kotabatik

Pekalongan Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan . . . Bukan Jogja e . . Bukan Solo . . . Gadis cantik jadi pujaan . . . Jangan bejat . . jangan bodo . .. Itulah sepenggal lirik lagu SBY (Sosial Betawi Yoi) yang dibawakan oleh SLANK, yang juga telah mendeklare bahwa Kota Batik itu adalah Pekalongan. Dan memang realitasnya adalah demikian. Produk-produk batik yang beredar di kota-kota besar di Indonesia sebagian besar adalah produk batik dari Pekalongan. Banyak pebisnis-pebisnis di kota besar yang hanya bermodalkan label merk saja. Mereka tinggal memesan batik dari produsen di Pekalongan dalam jumlah sekian bal (bal adalah satuan dalam pengiriman batik yang diukur dalam karung, sehingga jumlah batik dalam karung sangat tergantung dari dimensi baju itu sendiri), lalu menempelkan label merk pada batik yang masih kosongan tadi. Pekalongan Kota Batik
Logo Kota Pekalongan seperti pada gambar di samping jelas memiliki filosofi yang tinggi. Gambar di bagian atas yang seperti beteng pertahanan, kurang lebih mempunyai arti bahwa Kota Pekalongan mempunyai sistem stabilitas dan pertahanan serta sustanibilitas yang sangat kuat. Gambar di bagian tengah yang berwujud canting dan gambar batik, jelas-jelas menunjukkan dan sudah menjadi tekad pemerintah kota Pekalongan bahwa Pekalongan adalah kota batik. Selain itu sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di bidang batik. Gambar di bagian bawah yang seperti ikan dalam lautan, kurang lebih mempunyai arti bahwa kota Pekalongan yang terletak di pesisir pantai utara Jawa juga mengandalkan kelangsungan hidup penduduknya dari hasil perikanan di laut Jawa. Pekan Batik Internasional Kota Pekalongan terus berbenah diri untuk menunjukkan dan meningkatkan eksistensi budaya sekaligus sumber APBD daerah. Event-event promosi batik selalu digelar setiap tahun sejak 2007. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang ini. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga. transportasi dipekalongan pun sudah cukup berkembang, karena terdapat terminal besar, stasiun dll. transportasi taksi pun beberapa sudah banyak ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung. Museum Batik Pekalongan
Untuk mengenang berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa kita temui di museum ini. Di dalam museum ini ada salah satu ruangan yang tidak diperkenankan dikunjungi oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad 18 yang masih awet tersimpan rapi. Sumber : http://www.parasantique.com/index.php?content=kotabatik

Pekalongan Raih Dua IOSA 2012

PEKALONGAN – Kota Pekalongan tahun ini kembali menerima Indonesia Open Source Award (IOSA) dari Kementrian Komunikasi dan Informatika. Penghargaan ini merupakan penghargaan kedua yang diterima Kota Pekalongan setelah tahun lalu juga menerima IOSA untuk kategori Pemerintah Daerah (Pemda). Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan Sri Budi Santoso menjelaskan, untuk kategori pemerintahan, Kota Pekalongan menjadi juara pertama. Sementara juara kedua diraih Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, dan juara ketiga diraih Pemerintah Kabupaten Batang. “Setiap tahun untuk kategori pemda ada sepuluh pemda yang mendapat penghargaan ini. Terdiri atas tujuh pemenang penghargaan khusus dan pemenang utama, yakni juara pertama, kedua, ketiga,” paparnya.

Minggu (8/7). Yang istimewa tahun ini tidak hanya Kota Pekalongan saja yang menerima penghargaan (kategori Pemda). Wali Kota M Basyir Ahmad juga menerima penghargaan IOSA kategori tokoh open source. Dua penghargaan tersebut diterima wali kota dari Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring pada acara penganugerahan IOSA 2012 di hotel Bidakara, Jakarta, beberapa waktu lalu. Memotivasi Dijelaskan, selain kategori tokoh Free Open Source Software (FOSS) dari pemerintah yang diberikan kepada Wali Kota Pekalongan, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memberikan penghargaan IOSA kategori tokoh FOSS dari komunitas kepada Hizaro.

Selain itu juga kepad Edi Mulyanto untuk kategori tokoh dari dunia pendidikan karena dinilai telah mendorong penggunaan open souce pada bidang pendidikan melalui materi ajar dan mendorong mahasiswa menggunakan open source. Atas penghargaan tersebut, ia menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada sejumlah pihak, antara lain komunitas FOSS, sekolah dan perguruan tinggi sehingga Kota Pekalongan meraih kembali IOSA tahun ini, “Pasalnya target dan volume migrasi kita kembali ke FOSS cukup tinggi,tak hanya SKPD dan SMA saja, tapi juga ke SMP dan SD negeri yang ada di Kota Pekalongan,” jelasnya. IOSA merupakan ajang tahunan untuk memberikan penghargaan dan memotivasi para pengguna, penggiat dan pendidik yang diselenggarakan pemerintah bersama komunitas FOSS di Indonesia dan pengembangan produk-produk berbasis FOSS. (K30-49). (SUMBER : SUARA MERDEKA, 09-07-2012)

Pekalongan World's City Of Batik

Tidak terasa tiga tahun berlalu sejak http://theworldbatikcity.blogspot.com di unggah. Masih segar dalam ingatan sebuah rapat di gelar di garasi rumah @umaank untuk memutuskan sikap paguyuban pecinta batik pekalongan apakah akan bergabung dengan tawaran pemerintah kota pekalongan menjadikan festival batik pekalongan sebagai bagian dari proyek Indonesia Design Power, atau seperti dua kali festival sebelumnya tetap dari, oleh dan untuk masyarakat. Sikap paguyuban malam itu memutuskan tidak masuk Indonesia Design Power, tetapi memberi kebebasan pada tiap anggota untuk atas nama pribadi berpartisipasi. Hal-hal yang menjadi keberatan sebagian besar anggota paguyuban adalah 1.Proposal Festival Batik Pekalongan 2007 dengan tema "The World Batik Fiesta" dicontek habis menjadi proposal event yang kemudian menjadi Pekan Batik Internasional. 2.Paguyuban memandang peran pemerintah adalah regulator dan fasilitator event-event budaya. Menyadari arah & kecenderungan suasana pada saat itu, ada baiknya dibuat sebuah blog yang akan mengumpulkan remah-remah link berita, foto , maupun tulisan yang akan memberi perpektif bagi upaya batik & city branding berbasis komunitas. Mengapa The World Batik City ? Pekalongan sebagai kota batik sudah lazim dikenal. Mencoba membandingkan dengan kota batik- kota batik lain seperti Ceribon, Solo, Yogya dan lain-lain, baru di Pekalongan kita temukan bagaimana infrastruktur & support system industri batik relatif mapan. Regenerasi pembatik berjalan mulus. Selain itu basis sosialnya sangat luas, masing2 di atas 30 persen dari populasi penduduk kota dan kabupaten pekalongan. Tema Festival Batik Pekalongan 2005 "Dari Pekalongan Membatik Dunia" berikut perjuangan untuk mendapat Guinness World Records untuk kategori batik terpanjang telah menggugah kesadaran pentingnya branding, baik untuk batik pekalongan maupun city branding itu sendiri. Mengapa harus Guinnes World of Records ? Pada saat itu anggaran untuk registrasi, verifikasi & pemberian rekor dari Museum Rekor Indonesia lebih bermanfaat untuk kegiatan lain. Target dari festival adalah memperluas medan magnet festival batik pekalongan untuk dicatat di lembaga-lembaga internasional. Bukan hanya internasional di label event saja. Kini suasana Pekalongan telah banyak berubah, Museum Batik di Pekalongan ( bukan museum batik pekalongan loh) telah berdiri, jentera industri batik tetap berputar, izinkan kami membuka lembaran baru untuk terus menggelorakan "ayo bersama-sama membranding batik dan pekalongan sebagai kota batik dunia a.k.a TWBC